Oktober 3, 2025
Home » Gotong Royong yang Masih Bertahan di Tengah Hidup Mahasiswa dan Warga Kampung
unnamed-16.webp.webp

 

Ilustrasi Tradisi Rewang di Jawa: Gotong Royong yang Masih Bertahan di Tengah Hidup Mahasiswa dan Warga Kampung/

KABAR JAWA – Sejarah tradisi rewang adalah bagian penting dari budaya masyarakat Jawa, terutama di pedesaan.

Tradisi ini mencerminkan nilai gotong royong yang kuat, di mana warga saling membantu dalam acara besar seperti pernikahan, khitanan, dan syukuran.

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, masih ada warisan budaya yang terus dipertahankan oleh masyarakat pedesaan di Jawa, yaitu tradisi rewang.

Tradisi ini menjadi bukti nyata betapa kuatnya nilai gotong royong dalam kehidupan orang Jawa. Dalam setiap acara besar, seperti pernikahan, khitanan, atau syukuran, warga akan berkumpul untuk saling membantu tanpa pamrih.

Rewang bukan sekadar kegiatan bekerja bersama, tetapi juga simbol persaudaraan dan solidaritas sosial. Di era modern ketika individualisme semakin menguat, tradisi ini justru menghadirkan wajah lain dari kehidupan masyarakat: kebersamaan yang tulus.

Contents

Sejarah Tradisi Rewang: Akar dari Gotong Royong

Rewang memiliki sejarah panjang yang erat dengan kehidupan agraris masyarakat Jawa. Pada masa lalu, hampir seluruh aktivitas sehari-hari bergantung pada kerja sama warga desa, terutama dalam bidang pertanian.

Nilai kebersamaan itu kemudian meluas ke berbagai aspek kehidupan sosial, salah satunya dalam penyelenggaraan acara-acara besar.

Menurut catatan akademik dari Hasbullah (2012) dalam jurnal Rewang: Kearifan Lokal dalam Membangun Solidaritas dan Integrasi Sosial Masyarakat, rewang didefinisikan sebagai kegiatan mengumpulkan orang-orang untuk membantu persiapan pesta atau hajat besar.

Undangan untuk menjadi bagian dari rewang biasanya disampaikan secara pribadi oleh tuan rumah, bahkan tidak jarang dilakukan jauh-jauh hari, sekitar tujuh hingga sepuluh hari sebelum acara berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran warga dianggap penting dan bernilai tinggi dalam kesuksesan acara.

Bentuk Kegiatan Rewang di Pedesaan

Dalam praktiknya, tradisi rewang melibatkan semua kalangan masyarakat. Peran masing-masing disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan yang berlaku di desa:

  • Ibu-ibu biasanya bertugas di dapur. Mereka memasak dalam jumlah besar, menyiapkan bumbu, hingga mengolah aneka hidangan untuk tamu undangan.
  • Bapak-bapak umumnya mengurus logistik lain, seperti menyiapkan tenda, kursi, dan peralatan yang dibutuhkan dalam acara.
  • Anak muda atau remaja biasanya membantu menyajikan makanan, mengantar hidangan, hingga membersihkan lokasi setelah acara selesai.

Menariknya, semua aktivitas tersebut dilakukan tanpa imbalan uang. Namun, sebagai bentuk penghargaan, tuan rumah sering memberikan bingkisan sederhana berupa makanan atau sembako setelah acara berakhir.

Nilai Gotong Royong dalam Rewang

Lebih dari sekadar persiapan teknis, tradisi rewang mengajarkan filosofi hidup bersama. Dalam budaya Jawa, membantu tetangga bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga norma sosial.

Jika seseorang enggan ikut rewang, besar kemungkinan mereka tidak akan mendapatkan bantuan ketika memiliki acara di kemudian hari.

Selain memperkuat solidaritas, rewang juga menjadi ruang interaksi sosial. Para ibu, misalnya, sering menjadikan momen ini sebagai ajang berbagi cerita, pengalaman, dan mempererat hubungan emosional.

Dari sinilah tumbuh rasa persaudaraan yang mendalam, bahkan melebihi hubungan kekerabatan darah.

Rewang juga menjadi wujud rasa syukur. Bagi keluarga yang memiliki hajat, kehadiran warga yang rela meluangkan waktu tanpa pamrih adalah bentuk rezeki yang tidak ternilai.

Rewang sebagai Sarana Belajar bagi Generasi Muda

Di tengah perkembangan zaman, tradisi rewang perlahan mulai jarang ditemui di kota-kota besar. Hidup yang serba cepat membuat orang cenderung menyewa jasa katering atau event organizer. Namun, di pedesaan, rewang masih bertahan sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya lokal.

Bagi mahasiswa atau generasi muda yang masih tinggal di kampung, ikut serta dalam rewang bisa menjadi pengalaman berharga. Dari kegiatan ini mereka belajar arti kerja sama, kebersamaan, dan pentingnya berkontribusi bagi masyarakat.

Hal ini sekaligus menjadi cara untuk melestarikan warisan budaya agar tidak hilang ditelan zaman. Generasi muda perlu memahami bahwa rewang bukan hanya sekadar kegiatan gotong royong, tetapi juga identitas sosial masyarakat Jawa.

Tradisi rewang adalah warisan budaya Jawa yang masih bertahan hingga kini, terutama di desa-desa. Meski modernisasi dan gaya hidup perkotaan membuat tradisi ini semakin jarang ditemui, semangat gotong royong yang terkandung di dalamnya tetap relevan untuk kehidupan masa kini.

***

Pusat Informasi Terkini

Berita Olahraga

News

Berita Terkini

Berita Terbaru

Berita Teknologi

Seputar Teknologi

Drama Korea

Resep Masakan

Pendidikan

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *