November 13, 2024
Home » ReFantazio, Game JRPG Fantasy khas Atlus

Review Metaphor: ReFantazio – Tim developer Studio Zero akhirnya merilis game terbaru mereka yang sudah lama dinantikan oleh para penggemar game RPG/JRPG, yaitu Metaphor: ReFantazio. Dengan banyaknya nama-nama staf developer yang membuat seri game Persona dan Shin Megami Tensei, tidak heran jika Gamer sangat menantikan game ini.

Dalam sebuah kesempatan, kami mencoba memainkan game Metaphor: ReFantazio lebih awal. Kami mengucapkan terima kasih untuk SEGA dan Atlus karena memberikan kesempatan istimewa ini.

Ada banyak sekali pengalaman seru yang nantinya akan kalian temukan di game Metaphor: ReFantazio. Maka dari itu saya akan membagikannya kepada kalian lewat artikel Review Metaphor: ReFantazio berdasarkan pengalaman pribadi bermain.

Seperti apa game Metaphor: ReFantazio?

Contents

Review Metaphor: ReFantazio

Review Metaphor ReFantazio
Review Metaphor: ReFantazio
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Baiklah kita mulai saja pembahasan review Review Metaphor: ReFantazio.

Story

Review Metaphor: ReFantazio
Seperti apa jalan Story game Metaphor: ReFantazio
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Metaphor: ReFantazio berfokus pada karakter Protagonist bersama seorang Fairy bernama Gallica sebagai pembimbing dalam menjalankan misi untuk menyelamatkan Pangeran yang merupakan teman masa kecilnya terkena semacam kutukan sihir.

Protagonist dan Gallica harus mencari cara melepaskan kutukan tersebut yang diketahui bisa dilakukan dengan cara membunuh seorang calon penerus raja dari Kerajaan Euchronia bernama Louis Guiabern.

Misi yang mereka jalankan tidaklah mudah karena banyak hal-hal tidak terduga diluar dari rencana mereka. Protagonist, Gallica, dan teman-temannya harus mengikuti sebuah kompetisi sakral dimana semua orang bisa menjadi Raja baru Kerajaan Euchronia. Mereka tidak hanya harus menghadapi Louis, tetapi juga kelompok lain yang ingin merebutkan posisi sebagai Raja.

Protagonist dan Gallica menjalankan misi ini tidak sendirian karena mereka akan ditemani oleh teman-teman seperjuangan yang memiliki tujuan sama. Semua ini demi kesejahteraan Euchronia dan menyelamatkan semua orang tidak peduli mereka berasal dari mana dan juga rasnya.

Seiring berjalannya cerita, misteri yang ada di dunia Metaphor: ReFantazio semakin dalam. Tidak hanya mengenai keberadaan monster bernama “Human”, namun juga misteri reruntuhan lama yang mereka temukan. Belum lagi misteri dari buku novel yang selalu dibawa-bawa Protagonist mengenai sebuah dunia “Utopia” yang sangat mirip dengan dunia nyata.

Apakah Protagonist, Gallica, dan teman-temannya berhasil menjalankan misi melepaskan kutukan dari Pangeran, memenangkan kompetisi menjadi Raja dari Kerajaan Euchronia dan mengungkap misteri dunia mereka. Semua itu akan terungkap di game Metaphor: ReFantazio.

Cerita yang Sangat Padat Penuh Misteri

Review Metaphor: ReFantazio
Cerita yang Sangat Padat Penuh Misteri
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Dari penjelasan saya di atas, kalian mungkin sudah bisa memahami betapa padatnya cerita yang dihadirkan di game Metaphor: ReFantazio. Pada awal permainan kita harus menjalankan misi untuk mencari cara melepaskan kutukan dari Pangeran dan membunuh Louis agar kutukan tersebut lepas.

Namun tiba-tiba saja plot cerita langsung membawa Player ke arah sebuah kompetisi sakral untuk memperebutkan kekuasaan menjadi Raja Kerajaan Euchronia. Tidak berhenti sampai disitu saja, kalian nantinya akan menemukan banyak misteri dan juga kejanggalan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada dunia game ini.

Yang paling mencolok dari awal permainan adalah buku novel yang selalu dibawa Protagonist menceritakan sebuah dunia “Utopia” yang sangat identik dengan dunia nyata. Buku novel tersebut sangat membuat penasaran bagi siapa saja, apalagi diperkenalkan pada awal permainan.

Hal ini membuat saya penasaran, apakah dunia game Metaphor: ReFantazio hanya sebuah cerita fiksi dari sudut pandang yang membacanya? Atau dunia nyata hanyalah sebuah dunia fiksi bagi mereka? Kenapa istilah “Human” atau manusia digunakan untuk monster berbahaya di dalam game. Apa yang sebenarnya terjadi di game Metaphor: ReFantazio?

Semua pertanyaan tersebut selalu muncul dibenak saya ataupun kalian nanti ketika memainkannya.

Di luar dari plot cerita utamanya, Metaphor: ReFantazio menghadirkan cerita menarik untuk setiap karakternya. Masing-masing dari mereka memiliki masalah dan juga masa lalu yang kelam harus mereka hadapi. Dan kebanyakan masalah yang mereka hadapi identik dengan apa yang terjadi di dunia nyata, seperti permasalahan kekuasaan, ras, budaya, dan masih banyak lagi.

Jadi jangan heran jika saya mengatakan cerita game ini sangat padat meski elemen utama dari game ini adalah cerita fantasy. Misteri yang ada akan membuat kalian sangat penasaran akan berakhir seperti apa game ini nanti.

Gameplay

Review Metaphor: ReFantazio
Banyak fitur gameplay yang sudah tidak asing lagi
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Gameplay Metaphor: ReFantazio hadir dalam format Turn Based RPG yang sangat khas dari tim developer Persona Series dan juga Shin Megami Tensei. Terlebih dari sistem Battle, eksplorasi, Followers (mirip Social Link/Confidants), dan lainnya. Meskipun begitu, beberapa fitur terlihat mengalami peningkatan dan lebih nyaman digunakan bagi Player.

Di luar dari fiturnya, menurut saya pribadi level kesulitan game Metaphor: ReFantazio lebih condong ke arah Shin Megami Tensei ketimbang Persona Series. Atau dalam kata lain, game ini menghadirkan sebuah tantangan yang tidak bisa kalian anggap remeh dan tidak boleh lengah sedikitpun ketika menghadapi musuh.

Setiap petunjuk yang ada di game sangat berguna bagi Player untuk menyelesaikan misi, baik itu Main Story ataupun Side Quest. Jadi selalu perhatikan dialog dalam game dan manfaatkan semua fitur yang ada di game ini.

Apalagi ketika kalian sudah memasuki pertengahan cerita, tingkat kesulitan Metaphor: ReFantazio tiba-tiba naik drastis dari sebelumnya. Musuh jauh lebih agresif menyerang Player dengan kemampuan mereka yang punya banyak serangan kelemahan karakter ataupun sering mendapatkan Critical ketika menyerang.

Memanfaatkan kemampuan setiap Archetype (semacam kekuatan mirip Persona) pada karakter juga harus kalian pelajari, naikkan level, dan juga buat tim sesuai dengan musuh yang sedang dihadapi.

Review Metaphor: ReFantazio
Fitur gameplay banyak peningkatan dari game Atlus sebelumnya
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Jangan lupa juga untuk meng-upgrade equipment karakter, restock item penyembuh, support ataupun scroll magic agar bisa menyeimbangkan permainan ketika memasuki area baru. Tips ini sangat membantu kalian dalam permainan karena game ini memiliki tingkat kesulitan yang tidak boleh dianggap remeh. Meskipun kalian memasang Difficulty Normal dalam game seperti yang saya gunakan ketika bermain.

Secara garis besar, gameplay Metaphor: ReFantazio mencampurkan elemen antara Persona Series dari segi fitur dengan Shin Megami Tensei dalam segi tingkat kesulitannya. Hal ini menjadi sebuah keunikan tersendiri pada game buatan tim Studio Zero.

Graphic

Review Metaphor: ReFantazio
Grafis Metaphor: ReFantazio hadir dengan style anime dan juga identik sekali dengan tema fantasy
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Graphic Metaphor: ReFantazio lebih berfokus pada seni artistik seperti sebuah lukisan bertemakan fantasy ketimbang realistis. Banyak model karakter, monster, ataupun environtment pada setiap lokasi dibuat semenarik mungkin yang memberikan kesan sangat berbeda dibandingkan dengan game buatan developer Persona Series ataupun Shin Megami Tensei.

Dengan keunikan grafis yang ditampilkan dalam game, hal ini bisa menutup kekurangan yang ada pada game yang hadir dengan tampilan grafis ala anime. Plus dengan style UI yang unik dan keren, menambah nilai plus untuk tampilan dalam game.

Music

Review Metaphor: ReFantazio
Musik yang hadir di game ini dibuat oleh komposer seri Persona dan Shin Megami Tensei
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Music Metaphor: ReFantazio dibuat oleh Shoji Meguro selaku komposer yang sudah membuat banyak list soundtrack Persona Series dan Shin Megami Tensei.

Berbeda dengan game yang dia kerjakan sebelumnya lebih condong ke Pop, kali ini Shoji Meguro membuat banyak kumpulan musik soundtrack Metaphor: ReFantazio yang lebih autentik berfokus pada genre seperti opera dengan bahasa latin. Banyak momen lagu yang dimainkan pun sesuai dengan mood yang diberikan, seperti eksplorasi, waktu santai, berbincang dengan karakter lain, dan terlebih saat Battle.

Salah satu soundtrack yang suka dari game ini adalah lagu Battle-nya yang epic. Lagu yang dibuat terkesan memberikan semangat membara bagi Player untuk menghadapi musuh demi mencapai tujuan. Musik seperti ini bakal banyak kalian temukan di momen lainnya memberikan kesan semangat sesuai dengan tujuan utama dan misi dari Protagonist.

Saya sendiri tidak menyangka Shoji Meguro berhasil membuat genre musik yang sangat berbeda untuk game Metaphor: ReFantazio.

Summary

Review Metaphor: ReFantazio
Apakah Metaphor: ReFantazio worth dimainkan?
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Kalian pasti bertanya-tanya apakah game Metaphor: ReFantazio worth dimainkan atau tidak. Jawabannya adalah ya, game ini sangat direkomendasikan kalian mainkan. Apalagi buat mereka yang menyukai game RPG/JRPG yang ingin sebuah petualangan seru dan juga penuh misteri.

Selama bermain, ada banyak pengalaman seru didapatkan. Salah satu yang paling mencuri perhatian saya adalah ceritanya yang unik dan juga bikin penasaran. Lore-lore di Metaphor: ReFantazio juga terlihat menarik untuk diikuti, terlebih jika kita membahas misteri pada buku novel milik Protagonist mengenai hubungan dunia game yang identik dengan fantasy dan dunia nyata.

Lalu untuk segi Difficulty atau kesulitan, saya tidak menyangka kalau game ini hadir dengan tantangan yang tidak boleh dianggap remeh meskipun levelnya adalah Normal. Sudah berapa kali saya dibuat mati dalam game dan melihat tulisan “Fantasy is Dead” hanya karena ceroboh ketika bertarung. Musuh pun juga tidak main-main menyerang tanpa ampun, sering mengincar Weakness karakter dan kesempatan Critical mereka juga terasa brutal.

Saya pribadi sebenarnya tidak mempermasalahkan tingkat kesulitan seperti ini mengingat sudah pernah main game Shin Megami Tensei yang jauh lebih sulit dan membuat Player kewalahan tanpa ampun. Namun untuk Player Casual, mungkin disarankan untuk mengambil Difficulty lebih rendah dari Normal jika ingin bermain santai.

Selain itu, game Metaphor: ReFantazio turut menghadirkan banyak sekali fitur peningkatan dari apa yang dibutuhkan Player ketika bermain game Persona ataupun Shin Megami Tensei. Beberapa fiturnya mulai dari Retry Battle tanpa harus menunggu Game Over dulu, memberikan petunjuk pada target musuh dalam Side Quest, mudahnya akses meningkatkan Stats sosial Protagonist, dan masih banyak lagi.

Dibalik poin-poin positif yang saya jelaskan di atas, tentu ada beberapa hal yang saya kurang suka di game Metaphor: ReFantazio. Salah satunya adalah banyaknya ditemukan jalan cerita tiba-tiba terasa lambat, apalagi di Intro gamenya. Atau bahkan ketika muncul cerita plot twist, ceritanya terasa terlalu cepat dengan konklusinya selesai begitu saja lanjut ke tujuan utamanya.

Hal seperti ini sudah sering terjadi pada game buatan developer Atlus, terlebih pada game Persona. Pasti ada tujuan dari developer untuk membangun momentum ceritanya seperti itu, namun tetap saja saya masih belum suka pola cerita seperti itu. Apalagi ketika momentum ceritanya sedang semangat, lalu tiba-tiba ceritanya melambat karena harus melakukan ini itu terlebih dahulu.

Lalu masalah mengenai fungsi tombol dalam Battle yang sering membuat saya melakukan kesalahan. Misalnya saja tombol untuk menggunakan Skill Archetype karakter adalah tombol Y untuk Xbox Controller atau Segitiga untuk PS Controller. Namun saya selalu menekan tombol RB (Xbox) atau R1 (PS) yang mana itu adalah tombol untuk Pass Turn. Ini terjadi karena saya sudah terlalu terbiasa dengan Persona 5.

Meski sudah bermain sangat lama, kesalahan seperti ini sering terjadi pada saya. Untung saja game Metaphor: ReFantazio hadirkan fitur dimana Player bisa langsung Retry Battle seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya.

Review Metaphor: ReFantazio
Protect Maria, meski saya harus menghadapi 1000 monster sekalipun
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Jadi secara garis besar, game Metaphor: ReFantazio buatan Studio Zero yang memiliki banyak jajaran staf pembuat game Persona dan Shin Megami Tensei hadir dengan banyak keunikan, namun tetap memberikan ciri khas seperti game mereka sebelumnya.

Cerita yang menarik dan konsep yang berfokus pada Fantasy ketimbang dunia modern memberikan nuansa baru yang sudah lama tidak dibuat oleh tim developer ini.

Itulah tulisan Review Metaphor: ReFantazio dari saya berdasarkan pengalaman pribadi selama bermain. Apakah kalian tertarik untuk memainkan game terbaru dari tim developer Persona dan Shin Megami Tensei ini?

Metaphor: ReFantazio

Game JRPG Fantasy buatan developer Studio Zero hadirkan petualangan seru dengan banyak ciri khas dari pembuat seri game Persona dan Shin Megami Tensei

PROS

  • Cerita fantasy yang menarik, penuh misteri.

  • UI Menu yang masih stylish ala tim developer Persona.

  • Gameplay hadir dengan banyak peningkatan dari game RPG andalan Atlus sebelumnya.

  • Level kesulitan mendekati seri Shin Megami Tensei meskipun di level Difficulty Normal.

  • Musik epic buatan Shoji Meguro selaku Composer Persona dan Shin Megami Tensei

CONS

  • Cerita yang lambat sering ditemukan dalam game.

  • Grafis game biasa saja kalau tidak ditutupi dengan elemen artistik ala fantasy.

  • Fitur Tombol bertarung yang bisa bikin salah paham, apalagi yang sudah terbiasa dengan Persona 5.


Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Metaphor: ReFantazio atau artikel lainnya dari Muhammad Faisal. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

Pusat Informasi Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *